Selasa, 31 Mei 2011

LUTHER SEBAGAI PENCINTA ANAK-ANAK

Apa yang dianjurkan oleh Luther sehubungan dengan pendidikan dan pembinaan terhadap angkatan muda, juga dipraktekkannya sebagai bapak rumahtangga. Ia sangat menyadari pentingnya pembinaan itu, mulai dari anak-anak yang paling kecil. Bukankah mereka yang merupakan angkatan penerus dalam Gereja dan masyarakat? Maka Luther sering menyanyi dan bermusik dalam rumahtangganya sendiri.

Luther sangat mengindahkan dunia anak-anak. Sebelum ia menikah dengan Katharina von Bora pada tahun 1525, ia pernah menulis kepada semua pemerintah kota di Jerman: "Seandainya saya mempunyai anak-anak dan saya sanggup, saya berusaha supaya mereka tidak hanya diberi pelajaran bahasa dan sejarah, tetapi juga senisuara dan musik selaku bagian dari seluruh matematika." Interesan bahwa pada zaman itu orang masih melihat relasi antara musik dan ilmu pasti! Bukankah kedua-duanya dikembangkan dari pengetahuan tentang alam? Luther sangat menganjurkan supaya pelajaran kepada anak-anak jangan menjadi kering, tetapi disertai musik. Oleh karena itu ia berkata: "Seorang guru sekolah harus pandai menyanyi, jika tidak, saya tidak memandang dia."

Dalam peraturan Luther untuk ibadah sehari-hari dalam Gereja Istana di Wittenberg kita membaca: "Supaya setiap pagi anak-anak sekolah menyanyikan Mazmur dan puji-pujian dalam bahasa Jerman selama 1 atau setengah jam. Sebab nyanyian seperti itu prlu diajarkan disekolah dasar, supaya anak-anak itu dibiasakan dengan Firman Allah."

Apa yang diajarkan melalui nyanyian, lebih gampang dihafalkan. Hal ini diketahui Luther serta teman-temannya yang mendukung Reformasi Gereja. Johann Walter, guru nyanyian disekolah dan komponis lagu-lagu Gereja pada zaman Luther, berkata: "anak-anak senang menyanyi dan lebih cepat menguasai pelajaran yang dituangkan dalam bentuk lagu." dalam maksud yang sama, Luther sendiri mengubah beberapa nyanyian untuk katekisasi.

Marthin dan Katharina Luther dikaruniai enam anak. Ditengahtengah segala kesibukan, Luther tetap meluangkan waktu untuk memenuhi kewajibannya selaku bapak rumahtangga. Ia sangat menekankan pentingnya pembinaan keluarga sebagai lembaga terkecil dalam masyarakat dan ia sendiri memberi contoh yang baik. Sesuai dengan ajarannya tentang "imamat am semua orang beriman", setiap bapak dan ibu harus berfungsi sebagai imam dalam rumah mereka yang menjadi semacam "gereja mini" : "Betapa berbahagia pernikahan dan rumahtangga, sungguh suatu gereja yang sejati, suatu biara yang istimewa, bahkan suatu firdaus, dimana bapak dan ibu menjadi rasul, uskup dan pendeta dalam keluarga mereka." Luther tidak hanya mereformasikan Gereja, tetapi juga kehidupan berkeluarga dan seluruh masyarakat yang kacau pada zaman itu.

Luther menganjurkan supaya setiap bapak dan ibu mengumpilkan anak-anak mereka dan seisi rumahtangga untuk beribadah pada pagi dan malam hari dengan menyanyi, berdoa dan mendegarkan Firman Tuhan. Untuk maksud yang sama ia menerbitkan "Katekismus kecil" yang telah ia tulis "buat bapak rumah tangga, supaya dengan itu dengan cara sederhana ia mngajarkan Dasa Firman, Iman, Doa dan seterusnya kepada keluarga."

Luther ternyata sanggup menyesuaikan diri dengan dunia anak-anak, sebagaimana kentara dari suatu surat yang dikirimnya pada tahun 1530 dari tempat pengungsiannya kepada puteranya, Hans yang berumur empat tahun. Surat itu berisi cerita isapan jempol mengenai sebuah taman serba indah (yang dimaksud adalah sorga) : "Lalu aku katakan kepada orang yang punya kebun itu: wah, Bapa yang baik, aku juga punya anak, namanya Hansye Luther, bolehkah dia ikut ke kebun ini untuk makan buah yang begitu enak dan naik kuda yang begitu bagus, lalu bermain-main dengan anak-anak disini? Kata orang itu: kalau dia suka berdoa, selalu manis dan rajin belajar, dia juga akan datang di kebun ini dan teman-temannya boleh ikut. Dan kalau mereka datang bersama, saya berikan gitar, suling dan tambur untuk main dan untuk menari. Lalu aku lihat tempat berumput yang indah untuk menari; suling-suling dan tambur-tambur sudah siap tergantung di pohon-pohon. Tetapi masih terlalu pagi, anak-anak belum makan, oleh karena itu aku tidak bisa menunggu sampai tarian mulai. Tetapi aku katakan kepada orang itu: wah, Bapa yang baik, ini harus cepat aku tulis kepada anakku Hansye yang tercinta...." Dari surat ini kita rasakan betapa seorang yang besar tetap dihati dapat menjadi seperti anak kecil. Orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar